9/18/2024
Cerita singkat dari Sekar, mengenai awal mula pertemuann kita.
Pada hari itu, aku bertemu dengan salah satu keajaiban ciptaan Tuhan. Siapa dia sebenarnya? Bagaimana wujud sejatinya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui pikiranku sejak pertama kali kami berbincang. Sebuah nama yang sebelumnya tak pernah tercatat dalam perjalanan hidupku, namun kini dia yang ku harapkan menjadi tokoh utama dalam setiap bab kehidupan yang kutulis
Perasaanku campur aduk tak karuan saat mengetahui bahwa hari itu adalah kali pertama kita akan bertemu. Berulang kali aku memeriksa live location posisimu, dan bertanya apa yang akan terjadi nantinya. Sejujurnya, aku selalu menghindari pertemuan dengan orang asing, selalu ada penolakan dalamdiriku. Namun, entah mengapa, ada sesuatu dalam dirimu yang menarik perhatianku, membuatku inginmengenalmu lebih dalam. Sebenarnya, tak ada harapan ataupun ekspektasi dari pertemuan ini. Tak pernah terlintas dalam pikiranku bahwa "aku" dan "kamu" akan menjadi "kita."
Sungguh, kata bersyukurlah yang bisa mendeskripsikan baaimana perasaanku bertemu denganmu. Oh tidak? Apakah aku merasakan sesuatu? Kenapa hatiku rasanya tidak karuan setelah bertemu denganmu ? Ah kupikir ini hanya sementara, aku harus berhati- hati dekat denganmu. Kamu orang asing, aku tidak boleh merasa seperti ini.
Ini mungkin hal paling konyol yang pernah terjadi dalam hidupku. Bagaimana bisa aku menaruh perasaan padamu, padahal aku belum benar-benar mengenalmu? Mengapa kamu terus menghuni pikiranku? Mengapa aku selalu menantikan kesempatan untuk bertemu lagi denganmu? Aku mencoba untuk mengabaikan perasaan ini, namun sia-sia. Bagaimana mungkin aku bisa bersikap biasa saja, sementara kamu yang selalu ada di benakku setiaphari? Maaf logikanya terdengar gila, tetapi perasaan tak bisa membohongi kenyataan bahwa aku telah jatuh hati padamu
Sebenarnya sebelum bertemu kamu, aku sudah tidak mau peduli akan “cinta”.
“Bullshit dan sama saja” : pandanganku. Aku bahkan bertekad untuk tidak pernah merasakannya lagi, karena aku tidak mau menghabiskan energi ku . Aku sudah terlalu lelah untuk memulai dari awal. Kamu itu ibaratkan hadiah, memberi kejutan. Kamu membuatku benar-benar ingin memilikimu “ ah sial “, pikirku
Hari itu membuatku menjadi perempuan yang paling bahagia. Kamu memberikanku bunga dan boneka, dan masih banyak hal yang kamu lakukan, aku tidak habisnya mengucapkan Terima Kasih kepadamu. Lucu sekali saat kamu bertanya “Bolehkah aku ijin pegang tanganmu.” Genggam tanganku di setiap langkahmu, Mario. Jika kau tau, saat itu hatiku dipenuhi dengan ribuan kupu-kupu yang berterbangan. Setibanya di rumah, saat aku berbaring sebelum tidur, ntah mengapa tiba-tiba ada air mata yang mengalir dipipiku, “ Tuhan, terima kasih. “ ucapku sambil menutup mata dan tersenyum, membayangkan wajahmu.